Media sosial adalah media rakyat. Media yang benar-benar sosial. Dan wajar jika banyak pengguna yang nagih karenanya. Dan berikut 10 pertanda pengguna yang ketagihan media sosial.
1. Gila notifikasi
Setiap kali ponsel bergetar, berkedip, berdering atau apapun itu, pengguna yang kacanduan langsung sigap. Memeriksa dan mencek apakah mendapatkan like, mention, retweet, dan lain sebagainya.
2. Mendadak pakar
Merasa sudah lama ‘menghuni’ dunia media sosial, tak jarang pengguna menjadi mendadak pakar. Ia memberikan tips, trik, atau apapun itu terkait dengan media sosial.
3. Kosa kata
Saking masifnya beraktivitas di media sosial, pengguna menggunakan kosa kata yang berekosistem media sosial. Misal saja ‘aku ingin meng-Instagram-kan lokasi ini’ atau ‘pidato kamu sungguh hebat, ingin aku retweet!’.
4. Menyingkat
Tak ingin ‘rugi’ dengan 140 karakter yang disediakan oleh Twitter, pengguna cenderung menyingkat kata yang dituliskan. Bahkan tak jarang singkatan tersebut lebih parah daripada SMS!
5. Pereferensi
Tiap kali ada pengguna yang bertanya di media sosial, pecandu media ini langsung mencoba mengatasi problematika yang dilempar. Misalkan saja ‘kamu harus membaca blog ini …’ atau ‘masalah kamu bisa diatasi dengan tips ini …’.
6. Influencer
Media sosial terkait dengan influencer atau pengguna yang memiliki pengaruh. Pengguna yang kecanduan pasti sering mencek apakah ia termasuk influencer atau bukan. Sebut saja di situs TweetLevel misalnya.
7. Raja check-in
Nggak gaul namanya jika tak check-in di lokasi yang sedang dikunjungi. Pengguna yang kecanduan biasanya berhasrat untuk menjadi mayor (Foursquare) di lokasi manapun.
8. Sedekah jempol
Entah ini masuk kategori pengguna alay atau bukan, umumnya pengguna yang ketagihan gemar bersedekah jempol. Tak peduli status tersebut menarik atau tidak.
9. Cek, cek, cek, dan cek!
Tak ingin ketinggalan update, pengguna akut pasti selalu mencek ponselnya tiap detik. Dan bahkan ponsel akan selalu digenggam dimana saja termasuk bila pergi ke kamar mandi!
10. Paranoid
Ketika situs-situs media sosial down, pengguna akan panik seakan dunia mau kiamat. Mereka merasa tak memiliki media lain untuk menyalurkan hasrat narsisnya.