Pilpres baru aja usai pada hari kamis (9 juli 2014) kemaren. Sebelumnya, banyak orang-orang yang sangat antusias mendukung Capres jagoannya hingga (beberapa orang) melakukan yang namanya Black Campaign. Pasca pilpres, seolah-olah itu telah berlalu (walaupun sedikit masih ada), dan sekarang beralih kepeduliannya terhadap sebuah insiden yang menerpa Palestina baru-baru ini. Israel telah memulai pertempurannya kembali terhadap Palestina.
"Semoga Allah melindungi Palestina. Amin"
Amin...
Orang-orang pun juga nggak sabar menunggu hasil dari angka pemilihan siapa yang menang jadi presiden. ada yang deg-deg-an, Bodo amat, dan melakukan nazar kalau capres jagoannya menang.
Salah satu contoh nazarnya seperti ini..
Pengen banget tuh mas-mas dibecandain Tuhan sesekali...
Oke lah, gue akan menjelaskan secara lengkap efek dari pasca Pilpres ini. Cekidot!
1. Ditinggal Orang Tersayang
Sedih ditinggal orang tersayang itu sakit, terlebih dikarenakan mendukung capres yang berbeda. Dukung beda capres sih nggak apa-apa, tapi terkadang untuk yang fanatik, sadar nggak sadar rasa emosi menjadi tinggi sewaktu zaman-zaman pra Pilpres. Disinggung sedikit, marah. Bahkan, rela memutuskan ikatan persaudaraan, persahabatan, bahkan percintaan. Padahal, emosi itu bersifat sementara. Abis pilpres, bingung kenapa yang lain pada menjauh.
2. Mematok Waktu
Mematok waktu dalam artian melakukan sesuatu dari masa pilpres dan nantinya nggak kerasa udah lama aja ketika pilpres baru. Contohnya kayak gue, jadi gue berencana melakukan sesuatu (hal kreatif) dengan jangka lama yang dimulai dari Pilpres ini. Jadi, kalau udah ada berita capres baru, gue nggak kerasa udah menjalani proyek ini udah 5 tahun. Begitu. Ngerti? ya begitulah pokoknya.
3. Ingin Merasakan Hal Baru di Negara
Siapa sih yang nggak sabar menunggu hal yang baru di Negara Indonesia ini? Gue pun juga begitu. Kayak temen gue yang berharap jika Prabowo jadi presiden, bakal ada event-event penting yang terselenggara (Maklum, anak EO). Kalau gue sih, jika Jokowi jadi presiden, gue berharap ada perlombaan atau lapangan kerja untuk orang-orang yang kreatif (serta memperhatikannya).
4. Lupa Dengan Argumen
Ada banyak argumen-argumen yang tersampaikan pada saat pra pilpres kemaren. Pasti ada tuh yang lupa dengan argumen nanti. Ketika menghadapi situasi politik yang baru (capres yang baru) bakal ada tuh yang berganti argumen bahkan sampai menjilat ludah sendiri.
Misalnya, periode capres kali ini dukung Jokowi / Prabowo. Pas pilpres 5 tahun mendatang, lo malah nggak respect lagi sama Jokowi / Prabowo. Ada gosip-gosip baru dan fitnah baru. Trus kalau capres yang lo pilih jadi presiden. Nantinya bakal ada yang lo nggak suka dari kinerja pemerintahannya.
5. Menjalani Keseharian yang Kurang Heboh
Jujur, gue menjalani hari-hari yang menyenangkan saat pra Pilpres kemaren. Walau ada berita-berita fitnah, black campaign, hingga perdebatan. Itulah yang membuat hari-hari gue heboh banget. Keluarga pada berkumpul di ruang TV untuk (nobar) menyaksikan debat capres serta kuliah gue yang banyak liburnya. Pokoknya waktu itu terasa ramai (termasuk di jejaring sosial juga). Nah, pasca pilpres ini, bersiaplah untuk menghadapi keseharian yang datar. Dan ruang TV pun menjadi sepi.
Apapun itu, pasca pilpres banyak menyerap berbagai informasi. Dulunya yang nggak peduli politik, kini sedikit untuk peduli. Dulu sih umur gue masih 17 tahunan, sekarang sadar umur untuk mengerti tentang negara ini.
Udahlah, siapapun yang jadi presiden, jadikan rakyat sejahtera dan negara ini maju. Sebagai rakyat, bersiaplah untuk menghadapi hidup dengan pemimpin yang baru. Yeah!
Sumber Gambar Pemilu By Tempo.co
Sumber Gambar Pemilu By Tempo.co